Sesaat darahku berhenti mengalir
ketika kutatap wajah tengadah
Ada semacam kesenduan dan sedikit
keresahan
Namun ada ketabahan yang begitu
dalam
Sesaat darahku berhenti mengalir
Kulihat bayangan melintas-lintas
diatas air yang bening dan kutulis
Puisi ini dengan goresan tanganku
sendiri dengan tinta emas
Sesaat darahku berhenti mengalir
Lihatlah gaun kelabu yang
kukenakan tiada berarti kepedihan
Tapi artikan keteguham iman dalam
kegelapan bagai keteguhan nurani
Menerima kenyataan
Sesaat darahku berhenti mengalir
kala terlihat realita kau hendak
Tinggalkan
Tempat ini, tempat kita
Kau hendak tinggalkan aku, ia,
dan mereka
Dan ketika kutatap kembali seraut
wajah tengadah kulihat bayangmu
Mengintip-intip di balik air
kedamaian
Kau ulurkan tangan kau lempar
senyum dan kau berikan air kedamaian
Kau tegarkan semangat, kau
berikan tetes perjuangan di getar dadamu
Aliran darahku berjalan kembali
bersama langkahmu dari tempat ini
Tempat kita
Tanpa kesenduhan tanpa keresahan
Karena kau telah beri air
kedamaian dari balik muaramu paling dalam
Yang turun
Sejak itu
0 comments:
Post a Comment